Salam ikhwah akhawat fillah.. kayfa halukum?
Dimulakan dengan
Friday, 22 October 2010
Bagaimana kita ya?
Monday, 18 October 2010
BiNaLaH ia SeMuLa....
Bismillahirrahmanirrahim
Ku biarkan kalam berbicara
Ku biarkan pena merungkai kata-kata
Ku biarkan minda mentafsir segalanya
Ku biarkan hidayah menyinari hati yang buta
Nan begitu indah aliran sungai
Nan riang burung berkicauan
Nan gembira pepohon hijau berzikir
Nan nikmat kanak-kanak bermandian
Sungguh dengan melihatmu alam
ia sungguh menakjubkan
sungguh ciptaanmu indah
sesiapa sahaja menyaksikannya
pasti teruja
pasti mengatakan ada kuasa yang menciptakannya
Dengan melihatmu alam
segala kerungsingan terasa hilang
segala kesedihan terasa gembira
Sungguh
penciptaan dan keindahan alam itu mengasyikkan
Maha Besar Kuasa Allah yang mencipta
semuanya meniti zikir,membesarkan Tuhan
Aduhai manusia...aduhai diri
sungguh terkutuk dirimu
andai tetap juga berbuat maksiat
sungguh hina dirimu
andai jalan yang penuh dosa yang kau pilih
sungguh rendah maruah dirimu
andai kesucian dirimu ternoda begitu sahaja
dek kehidupan yang bercampur antara kebenaran dan kebathilan
Wahai manusia...wahai diri
lupakah dirimu
betapa banyak nikmatNya kepadamu
Hidupkanlah
dari menjadi hati yang lalai mengingatiNya
Kembalilah
kepada fitrah dirimu yang suci
Bersegeralah
bertaubat menuju kepada Allah
Buangkanlah
keegoan nafsumu itu
Basahilah
dirimu dengan airmata penuh keinsafan dan penyesalan
Sungguh jalan kebenaran penuh suci
terbentang luas dihadapanmu
meskipun hanya sedikit yang sanggup melaluiNya..
Nur Qalbu
Thursday, 14 October 2010
UBaiD bin UMaiR...
“Apa yang dilakukan Ubaid kepada istriku. Dulu, setiap malam kami lalui ibarat pengantin yang sedang berbulan madu, tetapi sekarang ia telah mengubahnya menjadi seorang ahli ibadah.”
Ubaid bin Umair adalah seorang tabi’in mulia yang sering memberikan petuah. Seringkali orang yang menghadiri majlisnya, tak terkecuali para sahabat, menangis dan terharu biru oleh nasihatnya yang menyentuh kalbu. Ia adalah hamba Allah yang kekuatan malaikatnya mampu mengalahkan kekuatan setannya, rasa takutnya kepada Allah mampu menundukkan hawa nafsunya. Sehingga, ia bisa menyiramkan rasa takut yang berbuah taubat kepada orang-orang di sekelilingnya. Kisah wanita Mekah yang bertaubat berikut ini adalah salah satunya.
Suatu ketika, wanita Mekah yang cantik jelita ini melihat wajahnya di cermin. Ia tertakjub dan terkagum dengan kecantikannya yang mempesona. Ia yakin bahwa siapapun pasti akan tergoda ketika melihat pesona kecantikan yang terpancar dari aura wajahnya. Sehingga ia bertanya kepada suaminya,
“Sayang, adakah orang yang tidak tergoda dengan kecantikan wajahku ini?”
“Ya, ada.”
Terperanjat dengan jawaban suaminya, ia kembali bertanya, “Siapa dia?”
“Ubaid bin Umair.”
Karena ingin membuktikan kebenaran atau kekeliruan ucapan suaminya, ia meminta izin, “Kalau begitu, izinkan aku untuk menggodanya.”
“Ya, aku izinkan.”
Selanjutnya, wanita tersebut mendatangi Ubaid bin Umair dengan berpura-pura bertanya dan meminta fatwa. Ubaid menjawab pertanyaan wanita tersebut di pinggir ruangan Masjidil Haram. Wanita tersebut menyingkapkan penutup wajahnya hingga terlihatlah kecantikan wajahnya bak bulan purnama. Seketika itu juga, Ubaid bin Umair menasehati, “Ittaqillah ya amatallah, Takutlah kepada Allah wahai hamba Allah.”
“Sungguh, aku tergoda denganmu. Maka, lihatlah keadaanku ini.”
“Aku ingin bertanya sesuatu kepadamu. Jika engkau menjawab dengan jujur, maka aku akan mempertimbangkan ucapanmu, dan memenuhi keinginanmu.”
“Apapun yang ingin engkau tanyakan kepadaku akan aku jawab dengan penuh kejujuran.”
“Beritahukan kepadaku, seandainya malaikat datang untuk mencabut nyawamu, sukakah kamu bila aku memenuhi keinginanmu itu?”
“Tidak.” Jawab wanita itu.
“Engkau telah berkata jujur. Aku bertanya lagi, Seandainya engkau telah dimasukkan ke dalam kubur kemudian engkau didudukkan untuk ditanyai, sukakah engkau bila saat ini aku memenuhi keinginanmu itu?”
“Tidak.” Jawab wanita itu dengan dada yang sesak. Kali ini dengan suara bergetar.
“Engkau telah berkata jujur. Aku bertanya lagi, seandainya manusia diberi catatan amal-amal mereka dan engkau tidak tahu apakah akan menerima catatan amal dengan tangan kanan atau tangan kiri, sukakah engkau bila aku memenuhi keinginanmu itu.”
Mendengar pertanyaan itu, wanita itu menjawab dengan suara merinding dan tubuh menggigil, “Tidak.”
“Engkau telah berkata jujur. Sekarang, aku bertanya lagi, seandainya engkau berdiri di hadapan Allah untuk mempertanyakan semua perbuatan-perbuatanmu, sukakah engkau bila aku memenuhi keinginanmu itu?”
“Tidak.” Jawab wanita itu dengan tangis berderai yang semenjak tadi ia tahan.
Ubaid melanjutkan, “Engkau telah berkata jujur. Bertakwalah kepada Allah wahai hamba Allah. Sungguh Dia telah memberimu anugerah besar dan mempercantik dirinya.”
Dengan hati yang bertaubat, ia kembali pulang dan menemui suaminya dengan airmata yang masih berjatuhan. Sesampainya di rumah, suaminya bertanya, “Apakah engkau berhasil menggodanya?”
“Sungguh aku dan kamu berada di atas kebatilan.”
Dan semenjak itu, wanita Mekah ini selalu mengisi waktunya dengan banyak shalat, shiyam dan beribadah kepada Allah. Sampai-sampai suaminya berkata, “Apa yang dilakukan Ubaid kepada istriku. Dulu, setiap malam kami lalui ibarat pengantin yang sedang berbulan madu, tetapi sekarang ia telah mengubahnya menjadi seorang ahli ibadah.” (Disadur dari Dzammul Hawa, halaman : 210-211).
Dimuat di; http://www.oaseimani.com/ubaid-bin-umair.html
Wednesday, 13 October 2010
untuk mereka yang cuti.
assalamualaikum,
kepada mereka yang cuti pada 17-30 oktober,banat sahaja..jika rasa kelapangan dan berminat untuk bekerja di SRIH, sila maklumkan kat ana.nanti ana bagi detailnya.
syukron jiddan untuk segalanya.^^