Alhamdulillah,marilah kita memanjatkan setinggi syukuir kepada Allah kerana masih memanjangkan umur kita untuk berada di bulan Sya’ban dan tinggal beberapa hari lagi kita akan menyambut BULAN RAMADAN.Seharusnya kita sebagai seoramg muslim berasa gembira dengan kehadiran bulan ini dan menggunkan segala kesempatan yang ada untuk menyesali dan menginsafi perbuatan maksiat yang lalu dan meningkatkan lagi kualiti ibadah kita kepada Allah
Seorang muslim perlu membangun sikap positif dalam menyambut kedatangan bulan istimewa Ramadhan. Bahkan berdasarkan sebuah hadits Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam biasanya sejak dua bulan sebelum datang Ramadhan,baginda sudah mengajukan doa kepada Allah ta’ala dalam rangka Tarhib Ramadhan atau welcoming Ramadhan.
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا دَخَلَ رَجَبٌ قَا
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِي رَجَبٍ وَشَعْبَانَ وَبَارِكْ لَنَا فِي رَمَضَانَ
Adalah Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam apabila memasuki bulan Rajab berdoa: “Ya Allah, berkatilah kami di bulan Rejab dan Sya’ban dan berkatilah kami di bulan Ramadhan.” (HR Ahmad 2228)
Rejab, Sya’ban dan Ramadhan merupakan bulan ketujuh, kelapan dan kesembilan dari sistem kalendar Hijriyah Ummat Islam. Hadits di atas seolah mengisyaratkan bahwa Nabi shollallahu ’alaih wa sallam biasanya menyambut kedatangan Ramadhan dua bulan sebelum ia tiba. Ertinya, Nabi shollallahu ’alaih wa sallam ingin menggambarkan betapa istimewanya Ramadhan sehingga dua bulan sebelumnya sepatutnya seorang Muslim sudah mulai mempersiapkan diri menyambut Ramadhan seperti do’a seperti di atas.
Mengapa Ramadhan dipandang sebagai bulan istimewa? Cuba perhatikan beberapa hadits di bawah ini:
حَدِيثُ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ: أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ إِذَا جَاءَ رَمَضَانُ فُتِّحَتْ
أَبْوَابُ الْجَنَّةِ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ وَصُفِّدَتِ الشَّيَاطِينُ
Diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallahu ’anhu katanya: Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Apabila tiba bulan Ramadan, dibuka pintu-pintu Syurga dan ditutup pintu-pintu Neraka serta syaitan-syaitan dibelenggu.” (HR Muslim 1793)
Al-Qadhi Iyadh rahimahullah berkata: “Ada kemungkinan yang dimaksud adalah makna yang sebenarnya, dan yang demikian itu merupakan tanda bagi para malaikat akan masuknya bulan Ramadhan, penghormatan terhadapnya serta dicegahnya syaitan untuk mengganggu kaum muslimin. Ada pula kemungkinan ini merupakan isyarat akan banyaknya pahala serta pengampunan dan berkurangnya gangguan syaitan, sehingga mereka seperti orang-orang yang terbelenggu.”
Al-Qadhi Iyadh rahimahullah melanjutkan bahwa kemungkinan yang dimaksud dengan ”pintu-pintu surga dibuka” adalah ungkapan bentuk-bentuk ketaatan yang Allah ta’aala buka untuk hamba-hambaNya, dan yang demikian itu merupakan sebab-sebab masuknya seseorang ke dalam surga. Sedangkan yang dimaksud dengan ”pintu-pintu nerkaka ditutup” adalah ungkapan akan dipalingkannya keinginan untuk mengerjakan kemaksiatan yang menjerumuskan pelakunya ke dalam neraka. Adapun kalimat ”syaitan dibelenggu” merupakan ungkapan ketidakmampuan mereka untuk membuat tipu daya dan menghiasi syahwat.”
Jika demikian, mengapa kita masih melihat kejahatan dan maksiat di bulan Ramadhan? Al-Qurthubi rahimahullah mengatakan: ”…kemaksiatan itu disebabkan oleh sejumlah faktor selain syaitan: seperti jiwa yang buruk, kebiasaan tidak baik dan syaitan dari jenis manusia.”
Oleh kerananya, seberapa besar kebaikan akan diperoleh seseorang sangat bergantung kepada bagaimana orang itu sendiri menyikapi dan menyambut kedatangan Ramadhan. Bila ia sikapi dan sambut Ramadhan dengan suka cita, insyaAllah Ramadhan akan menjadi pembuka rahmat Allah ta’aala dan pintu syurga baginya.
Namun sebaliknya bila ia masih saja tidak peduli dengan kesucian Ramadhan maka jangan harap ia akan bisa memperoleh kebaikan darinya. Sangat mungkin ia malah menjadi orang yang penuh kegusaran di bulan Ramadhan. Sebuah rasa gusar yang menghasilkan penyesalan di saat api neraka sudah terlihat di depan matanya.
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا كَانَ أَوَّلُ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ
صُفِّدَتْ الشَّيَاطِينُ وَمَرَدَةُ الْجِنِّ وَغُلِّقَتْ أَبْوَابُ النَّارِ فَلَمْ يُفْتَحْ
مِنْهَا بَابٌ وَفُتِّحَتْ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ فَلَمْ يُغْلَقْ مِنْهَا بَابٌ وَيُنَادِي مُنَادٍ
يَا بَاغِيَ الْخَيْرِ أَقْبِلْ وَيَا بَاغِيَ الشَّرِّ أَقْصِرْ وَلِلَّهِ عُتَقَاءُ مِنْ النَّارِ وَذَلكَ كُلُّ لَيْلَةٍ
Bersabda Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam: “Bila tiba malam pertama bulan Ramadhan para syaitan dibelenggu, maksudnya jin. Dan pintu-pintu neraka ditutup dan tidak satupun yang dibuka dan pintu-pintu syurga dibuka dan tidak satupun yang ditutup. Lalu ada penyeru yang menyerukan: ”Wahai para pencari kebaikan, sambutlah (songsonglah) dan wahai para pencari kejahatan, tolaklah (hindarilah).” Dan Allah ta’aala memiliki perisai dari api neraka. Dan yang demikian terjadi setiap malam.” (HR Tirmidzi 618)
Saudaraku, marilah kita memohon kepada Allah ta’aala agar memasukkan kita ke dalam golongan para pencari kebaikan di dalam bulan Ramadhan, bahkan sepanjang hayat. Marilah kita berdoa semoga Allah ta’aala jauhkan kita dari masuk ke dalam golongan pencari kejahatan di bulan Ramadhan apalagi seumur hidup. “Ya Allah, berkahilah kami dalam sisa bulan Sya’ban ini dan berkatilah kami di bulan Ramadhan.” Amin, ya Rabb.-
Dimulakan dengan
Saturday, 30 August 2008
AhLaN waSaHLAn yA RaMaDaN
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment